UJIAN AKHIR SEMESTER (UAS)
TAHUN AJARAN 2011/2012
Nama : Siti Jubaedah
Nirm : 4322310030011
Mata Kuliah : Sejarah Afrika
Program Studi : Pendidikan Sejarah
Semester : IV (empat )
Dosen : Arif Permana Putra, S. Pd
Soal
1. Bagaimanakah usaha Leopold II sebagai Raja Belgia dalam perluasan wilayah di Kongo ? (10)
Jawab : Sebelum perang dunia I berakhir, satu-satunya Koloni Belgia di Afrika adalah Congo. Menurut pembagian wilayah di Afrika , Congo Belgia ini termasuk Afrika Tengah. Tempat dimana berbagai imperialis bertemu. Oleh sebab itu karena masing-masing ingin memperluas daerah miliknya maka sering timbul ketegangan-ketegangan dan diikuti dengan macam-macam perjanjian, persetujuan atau penentuan batas-batas. Untuk mengetahui bagaimanakah politik kolonial Belgia terhadap Congo, kita tidak dapat meninggalkan sejarah Congo sewaktu dikuasai Leopold II, raja Belgia, Leopold II, sebagai raja Congo Free State (1885-1908) memiliki kekuasaan absolute terhadap Congo.
Politik kolonialnya didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan untuk mengatasi masalahnya administrasi yang timbul dengan tiba-tiba atau didasarkan atas kepentingan-kepentingan ekonomi. Dengan demikian maka politik kolonialnya tidak mempunyai program yang pasti mengenai masa depan koloni. Segala peraturan dan tindakan raja di Congo Free State dalam prinsipnya ditujukan untuk memperoleh keuntungan matereriil yang sebanyak-banyaknya bagi kepentingan raja pribadi. Setelah Congo Free State beralih ketangan pemerintah Belgia dan koloni tersebut terkenal dengan nama Congo Belgia, maka timbul pikiran-pikiran pada pemerintah Belgia untuk membentuk Imperium Belgia. Supaya tidak terulang lagi peristiwa skandal Congo, maka pemerintah akan mengadakan perbaikan-perbaikan dalam melaksanakan politik koloninya.
2. Jelaskan latar belakang ekspansi wilayah kekuasaan Italia ke Benua Afrika ! (15)
Jawab : Ambisi memperluas daerah koloni timbul sesudah Italia dikuasai oleh kaun fasis Mussolini berusaha untuk menghidupkan kembali prestige imperium Roma kuno. Oleh sebab itu laut tengah harus dikuasai agar Italia tidak seperti tahanan di laut tengah, lawan yang harus dihadapi untuk mencapai cita-citanya ini terdiri atas banyak Bangsa. Negara-negara seperti Spanyol, Perancis, Albania, Inggris dan Turki, oleh sebab itu Musolini insyaf akan pentingnya mencari sekutu. Dalam usaha merebut supermasi di laut Tengah, Tunis menjadi daerah rebutan, seakan-akan pertentangan Kartago dengan Roma pada jaman kuno itu timbul kembali yang tujuan utamanya juga untuk merebut wilayah supremasi di laut tengah. Tunisia sejak tahun 1881 telah menjadi milik Perancis pada waktu itu penduduk Italia di Tunis mencapai 11.200 jiwa, sedangkan orang Prancis hanya 700. sebelum perang dunia I jumlah tersebut berubah menjadi 88.000 orang Italia dan 6000 penduduk Perancis, akan tetapi pada tahun 1926 terjadi perubahan pesat dimana penduduk Perancis menjadi 71.029 dan orang Italia 89. 215.
Menurut Italia tambahnya penduduk tersebut tidak syah, karena merupakan hasil usaha menarik orang-orang Italia masuk menjadi warga Perancis, bukan karena kelahiran baru akan tetapi akhirnya Italia mengalami kegagalan dalam usahanya menguasai laut tengah, kegagalan tersebut karena angkatan laut jauh lebih besar dari pada italia.
Hasil yang dicapai oleh pemerintah Musolini dihubungkan dengan politik imperialismenya adalah :
- Menduduki Oase kufra pusat kedudukan tentara sanusi (1931), cara yang dipakai untuk menguasai tersebut di kecam hebat oleh kalangan Islam.
- Menduduki Etphia (1936) dan raja Italia Fiktor Emanual III dinobatkan menjadi kaisar Ethopia.
- Albania digabungkan pada Italia merupakan uni personil, raja Victor Emanual III menjadi raja Albania di samping menjadi raja Italia (1939) dengan ini laut Atlantik dapat dikuasai.
3. Bagaimanakah pelaksanaan politik direct rule Perancis di daerah Arika Perancis dan apakah tujuannya ? (15)
Jawab : Pola politik kolonial Perancis yang berdasarkan doktrin “Asimilasi” ternyata tidak mudah dilaksanakan di seluruh wilayah Perancis di Afrika. Di Afrika Barat, Senegal adalah yang paling maju menerima politik tersebut, kemudian menyusul Pantai Gading. Oleh karena kemakmuran dan kemajuannya, maka sesudah Perang Dunia II berakhir, Senegal dan Pantai Gading-lah memiliki inisiatif terbesar dalam hal perjuangan sosio-politik negerinya.
Senegal merupakan koloni Perancis tertua di Afrika Barat. Hubungan pertama dilakukan melalui pulau Goree (2 Mil dari Dakkar sekarang) dan pulau kecil St. Louis, di kuala Sungai Senegal. Kedua pulau tersebut pada tahun 1659 menjadi milik Perancis, walaupun pada waktu kemudian sering berpindah tangan kepada Belanda dan Inggris disebabkan karena peperangan. Sejak 1916 semua penduduk Afrika yang lahir dikedua pulau kecil tersebut, di Rufisque dan di Dakkar secara otomatis menjadi warga negara Perancis. Kedua pulau tersebut tidak hanya menjadi pusat bagi Senegal, tetapi juga bagi Federasi Afrika Barat Perancis. Senegal mempunyai hubungan yang erat dengan Eropa, terutama dengan Perancis, sehingga kultur Perancis sangat besar pengaruhnya didaerah tersebut.
Dalam bidang pendidikan, Senegal menduduki tingkat tertinggi. Sekolah-sekolah menengah yang didirikan oleh pemerintah menghasilkan “Senegalats” (orang Senegal) yang berpendidikan. Golongan inteligensia Senegal ini kemudian terpencar ke daerah-daerah lain di Afrika Barat dan Afrika Equatorial Perancis. Lama kelamaan istilah “Senegalais” diberi arti orang Afrika Barat Perancis. Didirikan pula sekolah-sekolah sastra, teknik, pusat-pusat latihan, sekolah-sekolah dasar oleh misi bagi anak-anak Perancis dan Hitam. Di Dakkar dibangun Institut Francais d’Afrique Noire dan universitas yang pertama di Afrika Perancis
Tujuan politik tersebut adalah mengintegrasikan tanha jajahan dengan Perancis, mengasimilasikan penduduk koloni dalam kerangka Perancis baik dalam bidang politik, social, ekonomi, etis, religious, maupun cultural, selanjutnya setelah dilaksanakan pola politik asimilasi, ternyata kemajuan penduduk di koloni itu tidak sama, bagi koloni yang penduduknya masih tingkat rendah, politik asimilasi diganti dengan politik asosiasi.
4. Jelaskan karakteristik dari pelaksanaan kolonialisme/imperialisme Inggris di Afrika ! (20)
Jawab : Pada umumnya Kolonialisme dan Imperialisme memiliki arti yang sama, yaitu penjajahan atau penguasaan terhadap suatu daerah dan suatu bangsa oleh bangsa lainnya. Kata “Koloni” berasal dari bahasa Latin, “Colonia” yang artinya tanah, tanah pemukiman atau jajahan. Dalam sejarah perkembangan koloni, politik kolonial modern mulai tumbuh semenjak sejak abad ke-16. dalam abad ke-17 muncul bangsa Inggris, Perancis dan Belanda yang menguasai sebagian Amerika Utara, Hindia Barat, Hindia Muka (daerah Asia Selatan) dan Hindia Timur (Hindia Belanda).
Sedangkan pada abad ke-19 merupakan puncak perkembangan kolonialisme, karena hampir seluruh wilayah kawasan banua Afrika dikuasai oleh bangsa-bangsa Barat (Eropa). Tugas Inggris di Afrika adalah untuk memenuhi kepentingan Inggris dan penduduk Afrika. Seperti Negara-negara kolonis lainnya,Inggris menuntut koloninya untuk dapat memenuhi kebutuhan politik,ekonomi dan moril negeri metropolitan.
Akan tetapi disamping itu pembangunan yang dilakukan dikoloni dalam banyak bidang untuk memajukanpendidikan,lalu
lintas,perdagangan,ekonomi,pengadilan,kesehatan,pengadilan,penghapusan perbudakan dan sebagainya membawa pengaruh dan perkembangan positif bagi penduduk bumiputera.
5. Bagaimanakah perjuangan kulit hitam dalam menentang politik minoritas kulit putih Afrika Selatan ? (20)
Jawab : Orang-orang kulit hitam yang semula tidak mengerti bahwa kebijakan pemerintahannya, lambat laun mengerti bahwa tujuan sebenarnya adalah diskriminasi rasial (perbedaan warna kulit). Oleh karena itu mereka bangkit mengadakan perlawanan, tetapi pemerintaha Pieter Botha dengan kejam menumpas setiap perlawanan yang terjadi. Banyak tokoh-tokoh kulit hitam yang dijebloskan dalam penjara, seperti tokoh kharismatik Nelson Mandela yang terpaksa mendekam dalam penjara selama 27 tahun. Selain perlawanan bersenjata, usaha-usaha mengakhiri Politik Apartheid juga dilakukan melalui perjuangan politik.
Setelah partai nasional berkuasa di Afrika Selatan secara sistematis dilembagakan dan dituangkan dalam undang-undang sehingga orang kulit putih menguasai rakyat pribumi dan secara berangsur-angsur merampok dan mengurangi hak-haknya. Orang kulit hitam menolak klaim kulit putih bahwa secara kodrat orang kulit putih memiliki keunggulan dan hak untuk memimpin. Dengan adanya orang-orang kulit hitam menerima pendidikan Barat maka mereka mulai mengambil langkah-langkah membentuk gerakan politik. South Afrika Native National Conference dan APO mengirimkan delegasinya ke London untuk mengajukan protes, tetapi gagal. Sebagai reaksi, lahirlah South African National (SANC) pada tahun 1912 kemudian namanya diubah menjadi ANC (African National Congress). Sasarannya terbatas pada usaha agar golongan elit Afrika Selatan diterima secara sosial dan politik dalam masyarakat yang dikuasai oleh orang kulit putih. Perjuangan mereka untuk mencapai sasaran adalah lewat jalan konstitusional.
6. Jelaskan bentuk kerjasama antar negara di Afrika dalam rangka membangun kehidupan berbangsa serta Hubungan Afrika-Indonesia ? (20)
Jawab : Kerjasama Afrika dalam membangun kehidupan berbangsa yaitu dengan membentuk komitmen kemitraan strategis baru antara Asia dan Afrika yang mencakup tiga pilar kerjasama,yaitu solidaritas politik,kerjasama dalam bidang ekonomi,dan hubungan sosial budaya,yang di dalamnya mencakup mekanisme interaksi antar pemerintah,antarorganisasi regional atau subregional serta antar masyarakat.
Serta hubungan Afrika dengan Indonesia yaitu melalui hubungan diplomatic,baik secara bilateral,maupun multilateral. Dan bekerjasama dalam dunia internasional untuk mewujudkan perdamaian dunia dan hidup berdampingan secara damai serta memelihara dan memperkokoh persatuan antara sesama negara anggota Gerakan Non-blok.